KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT
SUB TEMA :
MERANCANG BANGUNAN
BERTINGKAT
LAIN-LAIN :
MERANCANG BANGUNAN
BERTINGKAT
kolom
Dalam konstruksi bangunan bertingkat, sebenarnya
sama saja dengan bangunan 1 lantai. Akan tetapi yang membedakan hanyalah dari
segi penempatan ruangan lantai atas dan kolom struktur yang harus
bersinkronisasi antar lantai. Akses antar lantai juga harus sangat
diperhatikan, terutama demi kenyamanan dan penyesuaian ruang yang ada.
Sering terjadi kekeliruan saat seorang desainer
membuat rancangan denah tidak memperhatikan hal-hal yang sering di anggap
sepele. Akan tetapi semua itu bisa diakali agar tidak terjadi crash di
lapangan.
Gambar
1
gambar 2
Perhatikan penempatan kolom
struktur pada kedua gambar contoh di atas. Meskipun penempatan dinding berbeda,
akan tetapi penempatan kolom struktur sangat beraturan dan ini memungkinakan
sekali untuk dikerjakan di lapangan.
balok
Selain kolom struktur, hal yang
harus diperhatikan juga adalah penempatan balok. Karena balok berfungsi sebagai
penghubung antar kolom utama dan penumpu pelat lantai dan sebagai dasar dinding berat (batu bata). Balok juga dapat
berfungsi secara arsitektural pada ruang yang tidak menggunakan plafond, dimana
beberapa elemen akan dipasang seperti lampu, jaringan listrik, sound system,
jaringan pemadam kebakaran, dan sebagainya.
Secara umum, balok pada bangunan
bertingkat terbagi dalam 3 bagian, yaitu :
-
SLOOF BETON
Adalah sebuah balok yang terletak
pada bagian bawah bagunan yang berfungsi selain sebagai pengikat antar kolom
struktur, juga berfungsi sebagai dasar dinding berat (batu bata, dsb). Dalam
penggunaannya, balok sloof selalu digabungkan dengan pondasi, ini berfungsi
sebagai penyalur beban dinding ke pondasi. Tetapi ada juga balok sloof yang
dibawahnya tidak ada pondasi, akan tetapi ukuran balok diperbesar.
-
BALOK LANTAI
Balok lantai adalah balok yang
berada di bawah lantai untuk mendukung beban lantai.
-
BALOK KELILING (RING-BALK)
Balok ini berfungsi membentunk ring atau cincin pada struktuk kolom balok sehingga membentuk rangkaian tertutup.
MACAM – MACAM BALOK
LANTAI
Balok lantai berfungsi utama secara struktural
menghubungkan kolom-kolom utama sehingga membentuk satu kesatuan kerangka
kolom-balok. Balok tidak hanya
menghubungkan antar kolom-kolom saja, akan tetapi bisa membentuk suatu
rangkaian balok. Balok-balok ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
-
BALOK PRIMER, yaitu balok yang menghubungkan antar kolom utama.
-
BALOK SEKUNDER, yaitu balok yang menghubungkan antar balok primer (induk).
-
BALOK TERSIER, yaitu balok yang menghubungkan antar balok sekunder, balok
induk-balok sekunder
Bantuk
balok lantai yang paling rumit adalah dengan menggunakan bentuk waffle yaitu
pelat dengan dukungan balok lantai yang banyak kecil-kecil ke dua arah saling
silang. Fungsi lain dari balok lantai adalah sebagai penyangga beban dinding
berat di atasnya. Dinding batu bata pada lantai dua dan lantai atas lainnya
harus menggunakan balok sepanjang dindingnya agar berat dinding tidak membebani
pelat lantai secara sentris. Posisi balok ini bisa berada di atas pelat lantai
maupun di bawahnya.
Kapan
menggunakan pelat lantai tanpa balok, dengan balok utama saja, atau disertai
anak atau waffle tergantung beberapa aspek yang harus diperhatikan
termasuk volume beton, waktu pengerjaan, biaya pelaksanaan, bentukan
arsitektural, kesesuaiannya dengan aspek bangunan lain dan sebagainya. Balok
pendukung pelat lantai yang hanya terdiri dari balok utama saja cenderung
mempunyai ukuran yang besar dan berjarak lebih jarang sehingga jarak antar
lantai pada bangunan bertingkat juga harus memperhatikan ketentuan ini. Pelat
lantai juga harus lebih tebal karena mempunyai bentang yang besar. Pengerjaan
untuk jenis balok ini relatif mudah sehingga waktu dan biaya tenaga kerja dapat
diperkecil.
Secara
arsitektural baik bentukan atau kaitannya dengan sistem lain, kedua jenis
pemakaian balok di atas dapat saling disesuaikan. Pelat yang menggunakan
sedikit balok akan mempunyai bentuk datar dan rata sehingga memberikan kesan
ruang datar dan luas. Pada pemasangan titik-titik lampu dan sistem lain dapat
dengan bebas. Pada pelat yang mempunyai banyak balok akan mempunyai bentuk yang
rumit dan memberikan kesan ruang yang dinamis. Untuk pemasangan titik-titik
lampu dan sistem lainnya harus memperhatikan jarak antar balok yang terbentuk.
Demikina juga dengan sifat memantulkan cahaya dan suara, pada pelat rata, suara
dan cahaya mudah dipantulkan sedangkan pada pelat tidak rata atau banyak balok,
suara dan cahaya akan dipendarkan. Kedua ketentuan ini dapat merugikan atau
menguntungkan tergantung dengan fungsi ruang yang bersangkutan. Dengan
demikian, pemikiran keterpaduan pada desain balok-balok ini sangat diperlukan
untuk mendapatkan rancangan yang optimal.